Kamis, 23 Juli 2020

Faktor Maraknya Kesyirikan – Seri Ruqyah yang Syar’iyah
Abu Wildan Hisan

Allah berfirman, “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) syirik dan Dia mengampuni dosa selain itu bagi siapa yang Dia kehendak, barang siapa mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar”. (QS. An Nisaa/4: 48).

Bersyukur sekali kita terlahir dan dibesarkan di bumi Indonesia, negeri tercinta dengan penduduk muslim terbesar di dunia. Negara yang diberkahi keindahan alam, kekayaan melimpah, juga keunikan budayanya. Saking uniknya, terkadang saya masih terkaget kaget dengan banyak fenomena masyarakatnya.
Beberapa waktu yang lalu Indonesia dihebohkan dengan kematian Mbah Maridjan (juru kunci Merapi). Kejadian ini sempat menjadi topik hangat di perbincangkan oleh masyarakat. Kalau dipikir mana mungkin, seorang yang tua renta dapat menjaga gunung yang tangguh apalagi jika kita telusuri bahwa juru kunci tersebut berperan sebagai mediator antara masyarakat dengan hal-hal gaib yang ada di sekitar gunung merapi.
Kisah lain, dukun cilik Ponari, yang konon dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit hanya dengan meminum air batu keramat (yang bahkan disebut-sebut berasal dari surga). Belum lagi praktek ngalap (mencari) berkah dari pohon, mencari rejeki dari jin di Gunung Lawu, penangkapan tuyul dalam botol, percaya kepada tathoyyur (primbon), praktek horoskop (ramal nasib di televisi), pengajaran ilmu kekebalan atau kebatinan, lempar sesajen ke lautan, sampai-sampai kita sudah tidak asing lagi bila bersinggungan dengan hal-hal yang berbau mistis dan keramat mulai keris, pedang, batu permata, cincin, kalung, gelang yang dipercaya dapat membawa kekuatan magis bahkan kebal terhadap senjata tajam.
Fenomena ini, membuat mau tidak mau, nyata tidak nyata akan membawa kita pada arah kesyirikan. Tragisnya lagi, kesyirikan-kesyirikan seperti ini menjadi semakin laris dan tersebar di kalangan orang-orang jahil di kalangan kaum muslimin, ditambah lagi peran media yang begitu mem-blow-up dan mendramatisir untuk cari berita walapun terkadang merusak aqidah dan iman umat.
Inilah gambaran bangsa kita pak...bu, tugas dan tanggung jawab kita semua untuk memerangi segala kebodohan di negara ini, sudah berpuluh-puluh tahun merdeka gak berubah-berubah. Bertambah tahun, semakin banyak bentuk-bentuk kemusyrikan, semakin samar mana yang musyrik atau bukan. Mengingat maraknya fenomena tersebut, hendaknya kita banyak belajar dari sejarah dan pengalaman, berapa banyak kaum yang binasa dan tertimpa azab akibat perbuatan menyekutukan Allah SWT.
Syirik termasuk persoalan bid’ah paling besar dalam kehidupan manusia yang perlu ditangani dengan sungguh-sungguh. Syirik bisa saja dilakukan oleh siapapun. Apabila seseorang menyekutukan Allah Swt dengan sesuatu makhluk-Nya, baik dengan sadar atau tidak, memiliki kepercayaan dan i’tikad dalam ubudiyah, uluhiyyah dan rububiyyah, maka ia jelas-jelas telah berbuat syirik.....

Pengertian Syirik
Syirk berasal dari kata شَرِكَيَشْرَكُشرِكًا yang berarti: menjadi sekutu baginya, memberikan bagian untuknya baik sedikit ataupun banyak di dalam dzat, atau makna.
Syirik memiliki beberapa tingkatan, dan kesemuanya tercela, yakni syirk al akbar (besar) & syirk al ashghor (kecil). Sedangkan dari sisi apakah dapat diketahui manusia lain ada syirk adz dzôhir/jâliy (jelas), syirk al khofy (tersembunyi)

Syirik al Akbar
Syirik akbar adalah menjadikan tandingan bagi Allah dalam hal ‘uluhiyyah atau ‘ibadah. Inilah yang dimaksud dalam surah An-Nisa[4]: 48,116 diatas, mengakibatkan pelakunya ke luar dari agama Islam, serta kekal selama-lamanya dalam neraka bila tidak taubat darinya.

Syirik al Ashghar
Setiap ucapan atau perbuatan yang dinyatakan syirik oleh syara’ tetapi tidak mengeluarkan dari agama, seperti riya’, yaitu seseorang yang shalat karena Allah akan tetapi dia menghiasinya/membaguskanya supaya dilihat manusia, atau seseorang berinfaq untuk taqarub kepada Allah tetapi dia juga menginginkan pujian manusia.
Syirik inilah yang pernah ditakutkan oleh Nabi kita, Muhammad -Shollallahu ‘alaihi wasallam- menimpa umatnya. Beliau khawatir jika umatnya tertimpa syirik kecil, apalagi jika yang menimpa mereka adalah syirik besar yang merupakan kekafiran, bisa mengeluarkan manusia dari Islam. Sebagaimana beliau bersabda,
”Sesungguhnya sesuatu yang paling aku takutkan atas diri kalian adalah syirik ashghor (kecil)". Mereka (Para sahabat) berkata, "Apa itu syirik kecil, wahai Rasulullah?" Beliau bersabda, "Riya’ (ingin diperhatikan saat beramal). Allah -Azza wa Jalla- berfirman di hari kiamat saat Allah memberikan balasan kepada manusia berdasarkan amalan-amalan mereka, “Pergilah kalian kepada orang-orang yang kalian berbuat riya’ (di depannya) ketika di dunia; perhatikanlah, apakah kalian mendapatkan pada mereka balasan”. [HR. Ahmad (5/428-429)].

Syirk adz Dzôhir
Syirik ini terjadi dalam perbuatan secara jelas bisa dilihat manusia, semisal menyembah berhala, menyembelih hewan untuk selain Allah dll. Ini terkategori juga sebagai syirk al akbar (besar)

Syirk al Khofy
Syirik al-khofy adalah syirik yang manusia tidak mengetahuinya, karena tersembunyi dalam hati. Seperti riya’ (pamer) dan sum’ah (ingin didengar org). Riya’ bisa masuk dalam kategori syirik al akbar jika amalnya hanya untuk manusia, bukan untuk Allah, ia lakukan kalau dilihat manusia, kalau tidak dilihat maka ia tidak lakukan. Namun jika amalnya untuk Allah namun ia mengharap juga pujian manusia maka termasuk syirik al ashghar. Begitu juga bersumpah dengan selain nama Allah adalah syirik ashghar, tetapi jika yang bersumpahnya itu dengan keyakinan bahwa yang dia pakai untuk sumpah itu menyamai keagungan Allah maka ini termasuk syirk al akbar.
Syirik ada dalam banyak hal, diantaranya adalah:
1. Syirk al Istiqlâl, yakni menetapkan adanya dua Tuhan atau lebih yg mereka saling bebas.
2. Syirk at Tab’idh, yakni menetapkan bahwa Tuhan terbagi-bagi.
3. Syirk at Taqrîb, yakni beribadah kepada selain Allah untuk mendekatkan diri kepada Allah, seperti generasi awal zaman jahiliyyah.
4. Syirk at Taqlid, yakni beribadah kepada selain Allah karena ikut orang lain.
5. Berhukum dengan selain yg diturunkan Allah dan menghalalkannya. Karena firman Allah:
Mereka menjadikan orang-orang alimnya, dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah. dan (juga mereka mempertuhankan) Al Masih putera Maryam, padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan yang Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan. (QS At Taubah/9 : 31).
Ady bin Hatim radhiyallahu ’anhu berkata: Wahai Rasulullah mereka (nasrani) tidaklah menyembah mereka (rahib). Maka Rasul menjawab: Benar, akan tetapi mereka (rahib dan orang alimnya) menghalalkan apa-apa yang diharamkan Allah maka mereka (nasrani) menghalalkannya, dan mereka mengharamkan apa yang dihalalkan Allah maka mereka (nasrani) mengharamkannya pula, itulah penyembahan mereka (nasrani) kepada mereka (rahib dan orang alimnya). (HR. Baihaqi, dan Tirmidzi dengan sanad Hasan)
6. Syirk al Aghrôdh, yakni ber’amal untuk selain Allah.
7. Syirk al Asbâb, yakni menyandarkan akibat hanya kepada sebab-sebab semata. (Sumber: al-fatah-khairu-ummah.blogspot.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hukum Qurban Kolektif Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga, para sahabat dan ...

Pages