10 LANGKAH PRAKTIS MENJADI PERUQYAH
SYAR’IYYAH
1.
LURUSKAN NIAT
Niat punya andil yang penting agar amal
kita diterima Allah sebagai suatu ibadah. Begitu juga dalam melakukan terapi
ruqyah. Baik peruqyah atau yang diruqyah harus memiliki niat yang lurus, ikhlas
berharap hanya pada Allah semata. Agar apa yang dilakukan keduanya tidak
sia-sia, namun berpahala di sisi Allah SWT. Alangkah indahnya, jika upaya yang
dilakukan peruqyah dalam menolong saudaranya berbuah pahala dan kesabaran
pasien menghasilkan pengampunan dosa-dosa dan pertambahan pahala baginya.
Saat menjalani terapi ruqyah, peruqyah dan pasien tidak boleh berpaling keyakinannya dari Allah. Ketika melakukan terapi, sembuh atau tidaknya seorang pasien bukanlah wewenang peruqyah, akan tetapi semata-mata hak otoritas Allah SWT. Kesembuhan yang datang bukan karena kehebatan peruqyah atau lantunan suaranya yang merdu, akan tetapi Allah lah yang menyembuhkannya bukan yang lain. Maka dari itu, buanglah jauh-jauh keyakinan kita akan adanya benda keramat, mantra sakti atau manjurnya ludah sang peruqyah. Jika kita masih menyimpan jimat, maka buanglah. Jika kita masih mengamalkan wirid-wirid yang tidak dicontohkan Rasulullah SAW, tinggalkanlah. Tanamkan pada diri kita bahwa pertolongan dan kesembuhan hanya datang dari Allah semata.
3. BERSUCI
Disarankan, peruqyah dan pasien bersuci atau berwudhu terlebih dulu sebelum melakukan terapi ruqyah. Keduanya harus suci dari hadats besar dan kecil. Itulah kondisi terbaik karena kita hendak beribadah, memohon dan berdoa meminta kesembuhan pada Dzat Yang Maha Suci dan Maha Penyembuh.
4. SHALAT SUNNAH
“Apabila Rasulullah menghadapi masalah yang pelik, maka beliau shalat (sunnah) dua rakaat.” Itulah bunyi hadits riwayat Abu Daud no. 1134. Gangguan syetan atau kesurupan yang dialami seseorang adalah masalah pelik. Kita akan menghadapi musuh yang tidak Nampak mata. Maka dari itu, alangkah baiknya jika kita shalat sunnah dua rakaat terlebih dahulu sebelum melakukan terapi ruqyah. Dan setelah shalat kita memohon pertolongan, kekuatan dan kesembuhan dari Allah.
5. MEMOHON PERLINDUNGAN
Sebagian orang pernah mengadu kepada penulis bahwa saat ia mencoba meruqyah seseorang, setan yang ada dalam tubuh mengancamnya akan balik masuk ke tubuh pasien. Ancaman itu membuat nyalinya menciut dan tidak berani untuk meruqyah lagi. Itulah tipudaya setan untuk mencegah kita berbuat kebaikan dengan menolong pasien agar terselamatkan dari praktik perdukunan. Jangan gentar bila menghadapi ancaman seperti itu. Berlindunglah kepada Allah dengan totalitas dari kejahatan setan sebelum melakukan terapi ruqyah.
6. PUJIAN KEPADA ALLAH
Ruqyah adalah do’a. Saat kita meruqyah seseorang berarti kita sedang mendo’akannya, memohon kesembuhan dari Allah. Sebagaimana adab berdo’a yang masyhur, dianjurkan untuk memulainya dengan pujian kepada Allah. Begitu pula yang patut dilakukan dalam ruqyah syar’iyyah. Agungkanlah Allah dengan menyebut nama-nama-Nya yang indah (asmaul husna) saat memulai terapi ruqyah.
7. SHALAWAT PADA RASULULLAH
Adab berdo’a yang lain adalah mengawalinya dengan bershalawat pada Nabi Muhammad saw. Banyak macam shalawat yang beredar di masyarakat, waspadalah. Pilih shalawat yang disunnahkan, yang jelas sumber haditsnya, lalu tinggalkan shalawat yang tidak jelas sumbernya atau mengandung penyimpangan akidah dalam maknanya. Dan shalawat yang paling utama adalah shalawat Ibrahimiyyah seperti yang kita baca ketika duduk tasyahud akhir dalam shalat.
8. BACAAN YANG BAIK DAN BENAR
Terapi ruqyah adalah bagian dari ibadah. Dalam terapi ini, peruqyah membaca ayat-ayat suci dan do’a-do’a resep ilahi, sedang pasien cukup diam dan mendengarkan dengan seksama. Bacaan peruqyah diharuskan bagus tajwid dan makhorijul hurufnya sehingga setiap huruf yang dibaca mengandung sepuluh hasanah (kebaikan). Alangkah beruntungnya peruqyah dan pasien, ketika proses terapi berlangsung maka otomatis keduanya juga mendulang pahala yang melimpah karena bacaan ayat-ayat suci tersebut.
9. SAMPAIKAN DAKWAH ILALLAH
Pada saat melakukan terapi ruqyah, maka kita bisa barengi dengan dakwah. Dakwah bisa disampaikan kepada pasien maupun pada jin yang ada dalam tubuhnya. Kepada pasien, kita sampaikan untuk terus bersabar atas ujian penyakitnya dan selalu memperbaiki ibadah kepada Allah serta memohon kesembuhan dari-Nya. Dan kepada jin pengganggu, kita sampaikan untuk segera bertaubat kepada Allah dan meninggalkan tubuh pasien. Karena manusia dan jin diciptakan hanya untuk ibadah pada Allah. Jika jin itu terus mengganggu dan menyakiti orang muslim maka ia telah zhalim, yang jika tidak segera bertaubat maka Allah akan membalasnya dengan neraka. Ajaklah jin-jin tersebut kembali pada ajaran Islam yang murni.
Sungguh, penulis sendiri telah membuktikan akan efektifnya cara ini untuk berdakwah. Pasien yang tadinya lalai, akhirnya bertaubat dan mau memperbaiki kesalahannya. Juga jin pengganggu yang tadinya membandel, tidak mau keluar, akhirnya luluh dan mau bertaubat dengan meninggalkan kezhaliman yang ia lakukan (keluar dari tubuh pasien). Aktifitas ruqyah bukan sekedar berurusan dengan jin, menyakiti dan mengusirnya keluar. Akan tetapi di sana sarat dengan nilai dakwah Islamiyyah.
10. OPTIMIS DAN ULET
Tidak semua yang kita usahakan akan berbuah manis seperti yang kita harapkan. Kadang terapi sudah sering kita lakukan, namun pasien tak kunjung mengalami perubahan. Bahkan si pasien dihinggapi keputus asaan sehingga beranggapan bahwa dengan ruqyah syar’iyyah penyakitnya malah tidak segera sembuh. Padahal, saat ia ke dukun perbaikan kondisinya cepat ia rasakan. Itulah tipu daya iblis dan sekutunya yang harus ditepis. Ingat, kesembuhan hak wewenang Allah semata. Orang yang pergi ke dukun, lalu sembuh, itu bukanlah karena kehebatan si dukun. Karena banyak juga pasien yang semakin parah penyakitnya setelah pergi ke praktik perdukunan.
Yang harus kita lakukan adalah mencari kesembuhan dengan cara yang dibenarkan syari’at. Agar berbuah pahala dan ampunan bukan malah menambah dosa dan kesesatan. Ingat, terapi ruqyah syar’iyyah adalah jalan terbaik bagi pasien. Jika belum diberi kesembuhan di awal terapi ruqyah, maka ulangilah lagi dan lagi. Semakin sering kita lakukan terapi ruqyah, semakin banyak pula pahala dan ampunan Allah yang akan kita raih, bi idznillah, hal ini dikarenakan kita makin banyak mendengar ayat-ayat Al-Qur’an. Maka mari kita simak nasihat dari Rasulullah SAW, “Berobatlah wahai hamba Allah, dan janganlah kalian berobat dengan sesuatu yang diharamkan.”* Wallahu a’lam bis shawab.
Oleh Agung Al-Mumtazy
*Kutipan dari buku Ruqyah yang direkomendasikan Rasulullah saw karya Ust. Hasan Bishri, Lc
x
Tidak ada komentar:
Posting Komentar